Trubus Sentra Agrobisnis - Wakaf Produktif - Laboratorium

Laboratorium TSA: Mikroba, Tong, dan Semangat yang Tidak Bisa Difermentasi

Di tempat terpencil yang dulu lebih dikenal dengan bau tanah basah dan semoat viral tempat jin buang anak, kini berdiri satu bangunan yang tak pernah sepi dari suara desis, denting stainless, dan aroma tajam khas fermentasi. Bukan IKN, tapi Laboratorium TSA.

Bukan milik kampus besar. Bukan juga hasil hibah luar negeri. Terlahir dari semangat. Semangat yang tumbuh di tengah pesantren. Ya, pesantren. Tapi jangan bayangkan ini laboratorium kimia kaku dengan jas putih dan suasana steril seperti rumah sakit. Ini laboratorium rakyat. Penuh ide, bau mikrob, dan eksperimen yang tidak pernah berhenti.

Lihat saja hasilnya: Eco Enzim. Cairan multi fungsi dari limbah dapur, bisa jadi pembersih, bisa juga jadi pupuk. Bahkan katanya bisa jadi penyelamat bumi. Bukan beli, buat sendiri. Juga Hormon.Bukan untuk manusia, tapi untuk tumbuhan. Agar cepat tumbuh, cepat panen, dan tidak stres seperti para petani yang terus berhadapan dengan harga pasar.

Ada Fermentator dan Decomposer. Dua senjata rahasia untuk mempercepat penguraian bahan organik. Mereka mengurai, TSA meracik, bumi tersenyum. Buat Probiotik: Ada untuk unggas, ada untuk ikan, ada juga untuk ruminansia. Hadir pembenah tanah dari tiga pakar tapi satu tujuan: menyembuhkan tanah yang sudah terlalu sering disakiti pupuk kimia.

POC sebagai amunisi utama. POC-nya TSA bukan sembarangan. Ia cair, organik, dan ramah pada kantong petani kecil. Tapi ampuh untuk padi, sawit, bahkan buah yang mogok produksi. Spesial Asam Amino. Kecil memang. Tapi siapa sangka, itu sudah diperbanyak dengan mikroba. Bakterinya impor, tapi semangatnya lokal. Kombinasi yang luar biasa.

Di era ketika semua orang bicara AI, big data, dan digitalisasi, di sudut Kalimantan Timur ini, ada yang lebih sederhana tapi tak kalah revolusioner: membuat sendiri apa yang biasanya dibeli.

Laboratorium TSA adalah bukti bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar kitab. Tapi juga tempat belajar hidup. Bukan hanya hafal ayat, tapi juga paham nutrisi hayat. Dan yang lebih penting: mereka tidak sekadar produksi. Mereka berani mencoba. Sesuatu yang hari ini justru langka di tempat-tempat yang katanya modern.

Mikroba bisa difermentasi. Limbah bisa diurai. Tapi semangat? Tidak bisa. Semangat yang paling murni, paling stabil, dan paling tahan simpan. Bahkan di tong manapun.

Kalau Anda ke IKN, sempatkan mampir. Bukan untuk beli POC. Tapi untuk mencicipi harapan. Karena di laboratorium kecil ini, harapan tidak dikemas dalam botol, tapi dalam setiap tetes yang mereka racik dengan iman, ilmu, dan keberanian.

#wakafproduktif #WakafTanah #wakafuntukumat

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart