Wakaf Produktif - Trubus Sentra Agrobisnis - Satu Wakaf Indonesia

Mengalir Sampai Jannah | Wakaf Produktif

Ada satu investasi yang tidak pernah rugi. Tidak pernah tergerus inflasi. Tidak turun karena krisis. Bahkan tidak berhenti mengalir, sekalipun investor utamanya sudah lama terkubur tanah. Namanya: wakaf.

Saya selalu iri pada orang-orang yang mengerti makna ini lebih dulu. Yang membangun masjid bukan sekadar karena ingin namanya terdengar melalui toa. Tapi karena ingin pahalanya terus hidup, bahkan ketika mereka sudah tidak ada.

Saya pernah datang ke satu desa di pelosok. Tidak ada dalam peta. Di bawah kaki gunung Wilis. Program KKN. Airnya mengalir deras dari pipa-pipa tua, melewati kebun-kebun warga, menghidupi sawah-sawah kecil yang menghijau. Berakhir ke musholla yang sangat sederhana.

Saya pikir itu proyek pemerintah. Ternyata No. Bukan. “Wakaf dari kakek kami, Pak,” kata salah satu warga. Kakeknya sudah wafat puluhan tahun lalu. Tapi aliran air itu masih terus setia. Dan setiap kali air itu jatuh ke tanah, menumbuhkan padi, menyuburkan sayur, menghidupi ternak, menyempurnakan ibadah, maka satu butir pahala jatuh ke rekening pewakafnya di akhirat. Mungkin ribuan. Mungkin jutaan. Tak ada yang tahu kecuali Allah SWT.

Ini bukan soal air. Bukan soal sawah. Bukan soal tempat ibadah. Tapi soal visi panjang seorang hamba yang sadar bahwa hidup itu sangat sebentar. Sesaat. Sekejap. Tapi terus hidup ketika anak cucu tak lagi mengingat siapa nama kita.

Lihat Imam Bukhari. Kuburannya sederhana. Tapi pahalanya? Mengalir dari setiap orang yang membaca karya-karyanya. Lihat Utsman bin Affan. Sumur wakafnya di Madinah masih menyuplai air bersih sampai hari ini. Pahala dari air itu terus mencatat dirinya di langit, selama lebih dari 1.400 tahun. Kadang saya bertanya dalam hati: Mengapa kita begitu sibuk mengejar proyek jangka pendek yang hanya menyehatkan dompet saja, tapi lupa merancang satu proyek kecil yang bisa menyehatkan akhirat kita selamanya?

Saya kira, inilah yang sering dilupakan: bahwa hidup bisa pendek, tapi pahala bisa dipanjangkan. Dengan cara yang sederhana: wakaf.

Tidak perlu menunggu kaya. Tidak perlu menunggu jutaan rupiah. Wakaf itu bukan soal nominal, tapi niat. Anda bisa mewakafkan sepetak tanah, seperangkat alat, sebaris buku, bahkan seperangkat komputer untuk belajar. Anda juga bisa mewakafkan waktu, tenaga, keahlian dan memberi manfaat jangka panjang. Kalau arus listrik mati, kita gelisah. Tapi kalau arus pahala kita mati?.

Wakaf adalah aliran pahala tanpa henti. Ia seperti sungai yang tak pernah kering, selama aliran manfaatnya terus menetes sepanjang kehidupan manusia. Satu-satunya proyek spiritual yang tidak ada batas waktunya. Tidak ada expired date-nya.

Karena itu, kalau Anda ingin harta Anda tetap bicara bahkan ketika Anda sudah diam abadi selamanya: wakaflah. Biar ia yang terus bersuara dan terus mengalir sampai jannah.

#wakaf #wakafproduktif #WakafTanah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart