Di pasaran, nama PT4 (Pefecctive Ticroorganisms 4) sangat terkenal. Bahkan nyaris jadi merek generik. Seperti Aqua untuk air mineral. Padahal PT4 itu hanya singkatan. Merek dagang, bukan nama ilmu.
PT4 itu probiotik. Artinya: kumpulan bakteri baik. Bakteri-bakteri yang siap bertempur, tapi bukan untuk membunuh. Mereka bertugas memperbaiki. Membersihkan. Mengurai. Membantu kehidupan.
Petani dan peternak sudah kenal betul. Mau ternak lele? PT4. Mau bikin kompos? PT4. Mau urai limbah? PT4. Mau bikin pupuk cair? PT4. Bahkan yang nyambi jadi YouTuber pun menyarankan: pakai PT4!
Tapi, di laboratorium tersembunyi di kawasan pesantren Trubus Iman Paser, ada yang lebih dari itu. Tidak banyak yang tahu. Bahkan mungkin tidak akan dijual ke publik. Belum.


Namanya bukan PT4. Tidak punya nama komersial. Tapi bakteri itu hidup. Tumbuh. Berkembang biak. Diperlakukan seperti pasukan elit. Khusus.
“Kalau PT4 itu kopral, maka bakteri buatan lab TSA itu Kopasus,” kata seseorang di balik layar riset itu. Ia tidak sedang sombong. Ia hanya mengamati.
Bakteri TSA bukan cuma lactobacillus biasa. Tapi versi mutasi yang lebih kuat. Lebih adaptif. Dan lebih “berani”. Ibarat tentara, mereka bisa bertempur di medan apapun: air kolam, pupuk kandang, limbah cair, bahkan pakan fermentasi.
Kerapatannya? Lebih padat dari PT4. DNA-nya? Sudah dikondisikan agar tahan banting. Kalau bakteri PT4 cuma bisa hidup dan kerja dalam kondisi nyaman, bakteri TSA sanggup hidup di kolam hitam pekat tanpa ampun.
Sampai-sampai air kolam yang harusnya berubah hijau karena alga tak berubah warna meski disinari matahari lebih dari seminggu. Alga takut tumbuh. Karena para Kopasus ini sudah lebih dulu menguasai medan. Aman.
Tapi jangan buru-buru cari di marketplace. Bakteri TSA belum dijual. Bahkan belum punya nama dagang. Mereka masih disimpan. Diuji. Diperbanyak. Bukan karena belum siap. Tapi karena belum waktunya. “Biar kami punya senjata sendiri dulu,” ujar penelitinya sambil tersenyum setengah menantang.
Mungkin mereka belajar dari sejarah. Banyak teknologi pertanian unggul, ketika dilepas terlalu cepat ke pasar justru mati muda. Entah karena dicuri, dijiplak, atau dimain-mainkan.
Tapi satu hal pasti: di balik kolam tenang di TSA, ada pasukan kecil yang sedang latihan militer. Mereka bukan cuma siap panen. Tapi siap bertempur. Demi masa depan pertanian dan perikanan yang tidak lagi tergantung pada botol-botol asing.
Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kita tak lagi bertanya: “Ada PT4?” Tapi: “Ada TSA?”