Inovasi Pertanian: Kopontren Trubus Iman dan BRIN Kembangkan Jeruk Unggul di Kalimantan Timur

Tanah Grogot, 4 Maret 2025 – Selama lebih dari dua tahun, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Trubus Iman telah menjalin kerja sama dalam riset dan pengembangan pertanian, khususnya dalam budidaya jeruk unggul di Kalimantan Timur. Fokus utama kerja sama ini adalah mengadaptasi varietas unggul baru (VUB) jeruk yang cocok untuk dua jenis lahan berbeda, yaitu lahan pasang surut (rawa) dan lahan kering.

Salah satu inovasi yang diterapkan di kebun jeruk Kopontren Trubus Iman adalah penggunaan metode okulasi-cangkok (okucang), yang menghasilkan bibit dengan sistem perakaran lebih menyebar ke samping. Teknik ini sangat sesuai untuk lahan pasang surut, di mana kondisi tanah sering mengalami perubahan kadar air.

“Lahan rawa memerlukan perlakuan khusus sebelum ditanami pohon jeruk. Tanah harus dikeruk terlebih dahulu untuk meningkatkan aerasi, kemudian dikeringkan. Selain itu, kami juga menambahkan kapur pertanian untuk menetralkan kadar asam tanah agar tanaman jeruk dapat tumbuh optimal,” jelas Aldo, Kepala Devisi Kebun Jeruk Trubus Sentra Agrobisnis (TSA) Kopontren Trubus Iman.

Setelah tahap pengolahan lahan, tantangan berikutnya adalah pengendalian air. Aldo menekankan bahwa sistem drainase yang baik harus diterapkan agar air tidak menggenangi akar jeruk, yang dapat menyebabkan pembusukan dan kematian tanaman. Selain pengembangan di lahan pasang surut, BRIN dan Kopontren Trubus Iman juga melakukan uji coba penanaman di lahan kering untuk membandingkan efektivitas pertumbuhan dan produksi.

Saat ini, terdapat tiga varietas jeruk yang tengah dibudidayakan, yakni keprok RGL, jeruk siam Pontianak, dan jeruk sinta ponsoe. Bibit unggul ini didatangkan langsung dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balai Jestro) di Kota Batu, Jawa Timur.

Sebagian besar pohon jeruk di Kopontren Trubus Iman saat ini masih berada dalam fase vegetatif, yaitu tahap pertumbuhan akar, batang, dan daun sebelum memasuki masa berbuah. “Fase vegetatif sangat penting untuk memastikan tanaman memiliki struktur yang kuat sebelum memasuki fase generatif atau berbuah,” tambah Aldo.

BRIN terus melakukan pendampingan dan membuka konsultasi bagi tim Kopontren Trubus Iman untuk memastikan keberhasilan riset ini. Ke depannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi model budidaya jeruk bagi masyarakat luas, baik untuk lahan kering maupun lahan pasang surut, guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart